MENGATASI KETAKUTAN ANAK
TERHADAP
PELAJARAN MATEMATIKA
TERHADAP
PELAJARAN MATEMATIKA
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia pada
Program Studi
Pendidikan Matematika
Nama Dosen Pembina:
Lela Nurfarida, M.Pd
Disusun oleh:
Haryati Kurniawati
2225142203
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG
TIRTAYASA
SERANG
2014
Kata
Pengantar
Segala puji
syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat Islam, iman dan ihsan
kepada umat-Nya. Sehingga atas rahmat dan nikmat-Nyalah saya dapat
menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa pula shalawat serta salam kita panjatkan
kepada Nabi besar kita Muhammad SAW.
Pembuatan
makalah ini merupakan salah satu tujuan untuk penyelesaian tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia, tentang pandangan mahasiswa yang berada di luar jurusan Pendidikan
Matematika terhadap matematika.
Selanjutnya saya
mengucapkan terimakasih kepada Dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah
memberi bimbingan serta arahan dalam penulisan makalah ini. Demi melengkapi dan
memperbaiki kekurangan yang ada dalam makalah ini, penulis mengharapkan saran
dari pembaca yang membangun.
Serang, 26
Desember 2014
Penulis
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................................
1.4
Manfaat Penelitian...............................................................................................
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Kajian Teori..........................................................................................................
2.1.1 Pengertian Matematika...............................................................................
2.1.2 Faktor yang Menyebabkan Anak Tidak Menyukai
Matematika.................
2.1.3 Cara Mengatasi Anak Agar menyukai
Matematika....................................
2.2 Kerangka Berpikir................................................................................................
2.3
Hipotesis..............................................................................................................
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Populasi Dan Sampel Penelitian.....................................................................
3.2
Metode Penelitian..........................................................................................
3.3
Instrumen Penelitian......................................................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1
Deskripsi Hasil Penelitian..............................................................................
4.2
Pembahasan....................................................................................................
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan....................................................................................................
5.2
Saran..............................................................................................................
Daftar Pustaka...........................................................................................................
Kata Pengantar...........................................................................................................
Daftar Isi....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
Lampiran....................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Matematika bukan suatu hal yang
asing yang terdengar di telinga kita, setiap saat kita pasti akan dihadapkan
dengan matematika. Matematika merupakan ratunya ilmu, semua cabang ilmu pasti
memerlukan perhitungan. Matematika berasal dari bahasa latin “mathematika” yang
mulanya diambil dari bahasa yunani “mathematike” yang berarti mempelajari.
Perkataan itu mempunyai asal
kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu. Kata mathematike berhubungan
pula dengan kata lainnya yang hamper sama yaitu mathein atau mathenein yang
artinya belajar. Jadi, berdasarkan asal katanya maka matematika berarti ilmu
pengetahuan yang didapat dengan berpikir.
Matematika juga merupakan suatu
pelajaran yang tersusun secara beraturan, logis, berjenjang dari yang paling
mudah hingga yang rumit. Dengan demikian , pelajaran matematika tersusun
seddemikian rupa sehingga pengertian terdahulu lebih mendasari pengertian
berikutnya.
Namun dalam dunia anak,
matematika dijadikan suatu yang sangat menakutkan bagi mereka. Hal ini
dikarenakan banyak menghafal rumus, materinya terlalu rumit dan tentunya yang
pasti adalah ketika mengerjakan soal matematika banyak salahnya.
Dalam makalah yang berjudul
“Mengatasi Ketakutan Anak Terhadap Pelajaran Matematika” ini, selain bertujuan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia, juga untuk memberi tahu
bahwa pelajaran matematika bisa dijadikan pelajaran yang menyenangkan bagi
anak-anak.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Apa yang menjadi penyebab anak tidak suka belajar matematika?
2.
Bagaimana cara mengatasi ketakutan anak terhadap pelajaran matematika dan
membuat mereka menyukai matematika?
1.3
Tujuan Penelitian
1.
Untuk mengetahui penyebab anak tidak suka belajar matematika.
2.
Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi ketakutan anak terhadap
matematika dan cara membuat mereka menyukai matematika.
1.4
Manfaat Penelitian
Untuk mengubah pola pikir anak terhadap
matematika yang mereka anggap sulit dan menakutkan menjadi lebih mudah dan
menyenangkan. Sehingga anak tidak perlu khawatir lagi saat dihadapkan dengan pelajaran
matematika maupun yang berhubungan dengan matematika itu senidiri.
BAB II
KAJIAN TEORETIS
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Pengertian Matematika
Matematika merupakan ratunya
ilmu, semua cabang ilmu pasti memerlukan perhitungan. Matematika berasal dari
bahasa latin “mathematika” yang mulanya diambil dari bahasa yunani
“mathematike” yang berarti mempelajari. Perkataan itu mempunyai asal kata
mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu. Kata mathematike berhubungan pula
dengan kata lainnya yang hamper sama yaitu mathein atau mathenein yang artinya
belajar. Jadi, berdasarkan asal katanya maka matematika berarti ilmu
pengetahuan yang didapat dengan berpikir.
Matematika adalah ratunya ilmu
pengetahuan, semua cabang ilmu pasti memerlukan perhitungan. Matematika juga
merupakan suatu pelajaran yang tersusun secara beraturan, logis, berjenjang
dari yang paling mudah hingga yang rumit. Dengan demikian , pelajaran
matematika tersusun seddemikian rupa sehingga pengertian terdahulu lebih
mendasari pengertian berikutnya.
Pengertian matematika menurut beberapa ahli:
§
James and James (1976). Matematika adalah
ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang
berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak dan terbagi
kedalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri. Johnson dan Rising
(1972). Matematika adalah pola fikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang
logik, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan
dengan cermat, jelas dan akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih
berupa bahasa simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi.
§
Reys, dkk (1984). Matematika adalah
telaah tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola fikir, suatu seni,
suatu bahasa dan suatu alat.
§
Ruseffendi E. T (1988:23). Matematika
terorganisasikan dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan, definisi-definisi,
aksioma-aksioma, dan dalil-dalil dimana dalil yang telah dibuktikan
kebenarannya berlaku secara umum, karena itulah matematika sering disebut ilmu
deduktif.
§
Kline (1973). Matematika itu bukan ilmu
pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi
adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan
menguasai permasalahan ekonomi, sosial dan alam.
§
Paling (1982) dalam Abdurrahman
(1999:252). Mengemukakan ide manusia tentang matematika berbeda-beda,
tergantung pada pengalaman dan pengetahuan masing-masing. Ada yang mengatakan
bahwa matematika hanya perhitungan yang mencakup tambah, kurang, kali dan bagi;
tetapi ada pula yang melibatkan topik-topik seperti aljabar, geometri dan
trigonometri. Banyak pula yang beranggapan bahwa matematika mencakup segala
sesuatu yang berkaitan dengan berpikir logis.
2.1.2 Faktor yang
Menyebabkan Anak Tidak Menyukai Matematika
§
Faktor
internal:
1)
Minat
Matematika
memang memiliki sesuatu yang berbeda dengan mata pelajaran yang lain. Secara
normal, ketika kita belajar matematika maka secara otomatis banyak sekali
berinteraksi dengan angka-angka dibanding dengan kata. Bagi anak yang tidak
memiliki kecerdasan logic-mathematics hal ini merupakan sesuatu yang sangat
membosankan sehingga mengurangi minat mereka untuk belajar. Sehingga dibutuhkan
cara yang tepat supaya mereka tertarik untuk belajar terutama bidang studi
matematika.
2)
Motivasi yang
lemah
Belajar Matematika
bukanlah sesuatu yang sulit seperti membuat roket, tetapi juga bukan sesuatu
yang gampang seperti membalikan telapak tangan. Semudah-mudahnya, tetap saja
dibutuhkan proses belajar untuk bisa menguasainya. Butuh waktu, butuh energi
dan lain sebagainya untuk bisa menguasainya. Sebagian siswa enggan melewati
proses ini disebabkan oleh motivasi yang lemah.
3)
Kesadaran
tentang pentingnya belajar matematika
Ini adalah
sesuatu yang lazim. Ketika seseorang tidak memahami atau menyadari manfaat
sesuatu, maka ia tidak akan terdorong untuk melakukan sesuatu tersebut. Begitu juga pada saat belajar matematika.
Jika mereka tidak menyadari akan manfaatnya, maka biasanya mereka juga tidak
akan termotivasi untuk belajar matematika, sehingga untuk mengatasi masalah ini
perlu diberikan penyadaran kepada setiap siswa akan pentingnya belajar
matematika bagi kehidupan mereka kelak.
§
Faktor
eksternal
1)
Guru kurang
bersahabat
sebagian besar para siswa berpendapat bahwa guru
matematika adalah guru yang pemarah, membosankan, dan banyak lagi alas an lain
yang serupa ditumpukan kepada guru.penilaian mereka bisa saja benar dan bisa
saja salah. Tetapi, terlepas benar atau salahnya penilaian mereka setidaknya perlu
menjadi pertimbangan bagi kita untuk bisa menjadi guru yang menyenangkan pada
saat penyampaian materi di kelas, terutama ketika belajar matematika.
2)
Metode
penyampaian yang kurang tepat
Guru juga perlu
mengemas proses belajar matematika dengan baik. Perlu disajikan dengan cara
yang mudah dan yang mereka sukai.
3)
Kurangnya
pemberian motivasi
Motivasi
belajar memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap hasil belajar matematika.
4)
Belajar
matematika itu menyenangkan
Belajar
matematika itu menyenangkan merupakan salah satu aspek yang ingin diwujudkan
melalui metode PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan). Agar proses belajar matematika dapat berlangsung menyenangkan,
ada beberapa pemikiran untuk mengurangi ketakutan atau persepsi negatif
terhadap matematika yaitu:
1.
Pembelajaran
matematika dikemas dengan berorientasi pada lingkungan
sekitar. Salah
satu pendekatan yang dapat dilakukan adalah RME (Realistic Mathematic
Education) yaitu dengan mengaitkan dan melibatkan lingkungan sekitar,
pengalaman nyata peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, serta menjadikan
matematika sebagai aktivitas peserta didik. Peserta didik diajak berpikir cara
menyelesaikan masalah yang pernah dialaminya, misalnya tentang uang jajannya, jadwal
keberangkatan kereta api, dan lain-lain.
2.
Pembelajaran di
luar ruangan.
Pembelajaran di
luar ruangan merupakan variasi strategi pembelajaran yang berhubungan dengan
kehidupan dan lingkungan sekitar secara langsung, sekaligus menggunakannya sebagai
sumber belajar. Pilihlah topik yang sesuai, misalnya mengukur tinggi pohon,
diameter pohon, panjang daun, menghitung jumlah kendaraan yang lewat dan lain
sebagainya.
3.
Menuntaskan
materi.
Ada keyakinan
sebagian filosof dan pakar pendidikan bahwa “peserta didik lebih baik
mempelajari sedikit materi sampai tuntas daripada belajar banyak namun
dangkal”. Jadi, pendidik harus berupaya menuntaskan peserta didik dalam belajar
sebelum ke materi selanjutnya agar tidak terjadi miskonsepsi yang akan membelenggu
peserta didik dalam belajar matematika.
4.
Belajar sambil
bermain.
Bagi kebanyakan
peserta didik, belajar matematika merupakan beban berat dan membosankan,
sehingga mereka kurang termotivasi, cepat bosan, dan lelah. Untuk mengatasi hal
tersebut pendidik dapat melakukan berbagai inovasi pembelajaran, misalnya
memberikan kuis atau teka-teki yang harus ditebak baik secara berkelompok
ataupun individu, membuat puisi matematika dan peserta didik mendeklamasikannya
di depan kelas secara bergantian, membuat syair lagu tentang materi matematika,
memberikan permainan di kelas, dan sebagainya tergantung kreativitas pendidik.
2.1.3 Cara
Mengatasi dan Membuat Anak Menyukai Matematika
·
Memberi
motivasi terhadap anak. Ini adalah salah satu upaya agar anak memiliki semangat
belajar.
·
Membiasakan
agar jangan hanya menghafal. Hal ini dikarenakan sesuatu yang sudah
dihafal bisa saja akan terlupakan jika tidak di iringi dengan pemahaman yang
baik.
·
Memberikan
suasana baru. Suasana yang baru sangat diperlukan agar anak tidak
merasakan bosan saat belajar matematika.
·
Belajar sambil
bermain. Belajar bisa diiringi dengan bermain agar anak lebih faham, seperti
bermain congklak.
2.2 Kerangka Berpikir
Skema Kerangka
Belajar
2.3 Hipotesis
Tindakan
Penerapan metode yang lebih
santai dan menyenangkan saat pembelajaran matematika dapat meningkatkan
motivasi anak, dan meningkatkan hasil belajar matematika anak menjadi lebih baik.
Sehingga rasa takut yang mereka milikipun hilang karena mengetahui bahwa
matematika sangat menyenangkan.
BAB III
METODE
PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel Penelitian
Subjek penelitian tindakan ini
adalah anak yang memiliki kesulitan dalam belajar matematika dan tidak menyukai
pelajaran matematika. Anak tersebut berjumlah 2 anak perempuan yang duduk di
kelas III SD.
3.2
Metode Penelitian
Adapun penelitian tindakan ini
menggambarkan sebagai serangkaian langkah yang membentuk siklus atau perputaran
tindakan. Setiap langakahnya memiliki empat tindakan, yaitu perencanaan,
tindakan, pengamatan, dan refleksi (Taggart (1998) dalam Zainal Aqib,
2006:127).
3.3
Instrumen Penelitian
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data di atas
meliputi: observasi, wawancara, dan tes hasil belajar. Secara singkat diuraikan
sebagai berikut:
·
Observasi
Bentuk
observasi dalam penelitian ini adalah observasi partisipan, dimana peneliti
(pengamat) dalam penelitian ini, berperan langsung atau aktif dalam semua
kegiatan pembelajaran di kelas. Dengan observasi partisipan ini, pengamat lebih
menghayati, merasakan, dan mengalami sendiri semua kegiatan dalam pembelajaran.
·
Wawancara
Wawancara
adalah suatu teknik pengumpulan dan pencatatan data, informasi, dan atau
pendapat yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik langsung
maupun tidak langsung dengan nara sumber. Wawancara langsung adalah wawancara
yang dilakukan secara langsung antara pewawancara (interviewer) dengan
orang yang diwawancarai (interviewee) tanpa melalui perantara. Sedangkan
wawancara tidak langsung artinya pewawancara menanyakan sesuatu melalui
perantara orang lain, tidak langsung kepada sumbernya (Zainal Arifin, 1988:54).
Wawancara dalam penelitian ini dilaksanakan secara langsung artinya tanya jawab
kepada anak yang memiliki kesulitan belajar secara langsung tanpa perantara.
·
Tes hasil belajar
Bentuk ini
digunakan untuk membandingkan hasil penelitian sebelum diberi metode dan sesudah
diberi metode pembelajaran yang berbeda.
BAB IV
HASIL
PENELITIAN
4.1
Deskripsi Hasil Penelitian
1.
Pelaksanaan tindakan
Pertama memberikan metode pembelajaran dengan cara tanya
jawab saja kepada anak. Pada metode ini anak cukup memahami, namun masih merasa
bosan. Kedua, metode pempelajaran ditambah menjadi dengan cara tanya jawab,
melalui soal cerita dan sambil bermain yang masih berhubungan dengan matematika
dan materi yang diajarkan. Dan pada penggabungan metode ini anak dapat memahami
dengan jelas, sehingga mereka memilih untuk belajar lagi.
2.
Observasi
Untuk pemahaman dan motivasi anak setelah memakai
pembelajaran dengan cara tanya jawab, soal cerita, dan mengubahnya menjadi
permainan, kedua anak bisa mengikutinya dengan baik.
3.
Refleksi
Penelitian dikatakan berhasil apabila kedua anak tersebut faham dan dapat
menyukai matematika dengan metode yang telah diberikan. Dengan demikian hasil
belajar yang diperoleh:
4.1
Pembahasan
Berdasarkan hasil
pengamatan, hasil wawancara, dan hasil belajar anak yang berkesulitan dan tidak
menyukai matematika dapat dilihat adanya peningkatan kemauan anak dalam belajar
matematika dan memahami yang sudah diditerimanya. Peningkatan ini dilihat dari:
1) Anak bisa mengerjakan soal dengan lancer, 2) Berdiskusi dengan temannya
mengenai soal yang didapat, 3) Lebih bersemangat ketika dalam metode belajar
sambil bermain, dan 4) Minat anak untuk belajar lebih tinggi.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa mengatasi anak yang sulit atau
tidak suka terhadap matematika bisa ditanganin melalui beberapa metode yang
saya pakai, yaitu:
1)
Memberi motivasi kepada anak
2)
Memberikan suasana baru dalam pembelajaran
3)
Mengajak anak belajar sambil bermain
4)
Menjelaskan materi dengan soal cerita.
5.2
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka diharapkan bagi orang tua atau guru yang sedang mengatasi
anak yang takut terhadap matematika dan tidak menyukai pelajaran matematika
dengan pendekatan terlebih dahulu kepada anak, lalu memberikan motivasi yang
kuat, dan memulai belajar matematika secara perlahan dengan suasana yang baru
yang tidak membosankan dan menarik, dan juga diselingi dengan cara bermain
sambil belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Siswoyo.Dedi.”Apa itu Matematika??Pengertian matematika
menurut para
Kanesawati.Diah.”Belajar menyukai matematika”. 27 Desember 2014.
Jayanti.Astri.”Upaya Menghilangkan Kesan bahwa Matematika adalah Sulit”.
No comments:
Post a Comment