Monday, 16 November 2015

Solusi Untuk Mengatasi Anak Yang Takut Terhadap Matematika

MENGATASI KETAKUTAN ANAK 
TERHADAP 
PELAJARAN MATEMATIKA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia pada
Program Studi Pendidikan Matematika
Nama Dosen Pembina:
Lela Nurfarida, M.Pd

Disusun oleh:
Haryati Kurniawati
2225142203



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
                   UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG
2014


Kata Pengantar

Segala puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat Islam, iman dan ihsan kepada umat-Nya. Sehingga atas rahmat dan nikmat-Nyalah saya dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa pula shalawat serta salam kita panjatkan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW.
Pembuatan makalah ini merupakan salah satu tujuan untuk penyelesaian tugas mata kuliah Bahasa Indonesia, tentang pandangan mahasiswa yang berada di luar jurusan Pendidikan Matematika terhadap matematika.
Selanjutnya saya mengucapkan terimakasih kepada Dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberi bimbingan serta arahan dalam penulisan makalah ini. Demi melengkapi dan memperbaiki kekurangan yang ada dalam makalah ini, penulis mengharapkan saran dari pembaca yang membangun.

    Serang, 26 Desember 2014
                                                                                                                                         
      Penulis

                                                                                                                                   
                                             Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN                                                                      
1.1  Latar Belakang.....................................................................................................
1.2  Rumusan Masalah................................................................................................
1.3  Tujuan Penelitian..................................................................................................
1.4  Manfaat Penelitian...............................................................................................
BAB II KAJIAN TEORI
2.1  Kajian Teori..........................................................................................................
2.1.1 Pengertian Matematika...............................................................................
2.1.2 Faktor yang Menyebabkan Anak Tidak Menyukai Matematika.................
2.1.3 Cara Mengatasi Anak Agar menyukai Matematika....................................
2.2  Kerangka Berpikir................................................................................................
2.3  Hipotesis..............................................................................................................
BAB III METODE PENELITIAN
      3.1  Populasi Dan Sampel Penelitian.....................................................................
      3.2  Metode Penelitian..........................................................................................
      3.3  Instrumen Penelitian......................................................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN
      4.1  Deskripsi Hasil Penelitian..............................................................................
      4.2  Pembahasan....................................................................................................
BAB V PENUTUP
      5.1  Kesimpulan....................................................................................................
      5.2  Saran..............................................................................................................
Daftar Pustaka...........................................................................................................

Kata Pengantar...........................................................................................................
Daftar Isi....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
Lampiran.................................................................................................................... 

BAB I
PENDAHULUAN
      1.1   Latar Belakang
Matematika bukan suatu hal yang asing yang terdengar di telinga kita, setiap saat kita pasti akan dihadapkan dengan matematika. Matematika merupakan ratunya ilmu, semua cabang ilmu pasti memerlukan perhitungan. Matematika berasal dari bahasa latin “mathematika” yang mulanya diambil dari bahasa yunani “mathematike” yang berarti mempelajari.
Perkataan itu mempunyai asal kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu. Kata mathematike berhubungan pula dengan kata lainnya yang hamper sama yaitu mathein atau mathenein yang artinya belajar. Jadi, berdasarkan asal katanya maka matematika berarti ilmu pengetahuan yang didapat dengan berpikir.
Matematika juga merupakan suatu pelajaran yang tersusun secara beraturan, logis, berjenjang dari yang paling mudah hingga yang rumit. Dengan demikian , pelajaran matematika tersusun seddemikian rupa sehingga pengertian terdahulu lebih mendasari pengertian berikutnya.
Namun dalam dunia anak, matematika dijadikan suatu yang sangat menakutkan bagi mereka. Hal ini dikarenakan banyak menghafal rumus, materinya terlalu rumit dan tentunya yang pasti adalah ketika mengerjakan soal matematika banyak salahnya.
Dalam makalah yang berjudul “Mengatasi Ketakutan Anak Terhadap Pelajaran Matematika” ini, selain bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia, juga untuk memberi tahu bahwa pelajaran matematika bisa dijadikan pelajaran yang menyenangkan bagi anak-anak.

      1.2   Rumusan Masalah
1.      Apa yang menjadi penyebab anak tidak suka belajar matematika?
2.      Bagaimana cara mengatasi ketakutan anak terhadap pelajaran matematika dan membuat mereka menyukai matematika?

      1.3   Tujuan Penelitian
1.      Untuk mengetahui penyebab anak tidak suka belajar matematika.
2.      Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi ketakutan anak terhadap matematika dan cara membuat mereka menyukai matematika.

      1.4   Manfaat Penelitian
Untuk mengubah pola pikir anak terhadap matematika yang mereka anggap sulit dan menakutkan menjadi lebih mudah dan menyenangkan. Sehingga anak tidak perlu khawatir lagi saat dihadapkan dengan pelajaran matematika maupun yang berhubungan dengan matematika itu senidiri.

BAB II
KAJIAN TEORETIS
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Pengertian Matematika
Matematika merupakan ratunya ilmu, semua cabang ilmu pasti memerlukan perhitungan. Matematika berasal dari bahasa latin “mathematika” yang mulanya diambil dari bahasa yunani “mathematike” yang berarti mempelajari. Perkataan itu mempunyai asal kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu. Kata mathematike berhubungan pula dengan kata lainnya yang hamper sama yaitu mathein atau mathenein yang artinya belajar. Jadi, berdasarkan asal katanya maka matematika berarti ilmu pengetahuan yang didapat dengan berpikir.
Matematika adalah ratunya ilmu pengetahuan, semua cabang ilmu pasti memerlukan perhitungan. Matematika juga merupakan suatu pelajaran yang tersusun secara beraturan, logis, berjenjang dari yang paling mudah hingga yang rumit. Dengan demikian , pelajaran matematika tersusun seddemikian rupa sehingga pengertian terdahulu lebih mendasari pengertian berikutnya.
Pengertian matematika menurut beberapa ahli:
§  James and James (1976). Matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak dan terbagi kedalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri. Johnson dan Rising (1972). Matematika adalah pola fikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logik, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi.
§  Reys, dkk (1984). Matematika adalah telaah tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola fikir, suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat.
§  Ruseffendi E. T (1988:23). Matematika terorganisasikan dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan, definisi-definisi, aksioma-aksioma, dan dalil-dalil dimana dalil yang telah dibuktikan kebenarannya berlaku secara umum, karena itulah matematika sering disebut ilmu deduktif.
§  Kline (1973). Matematika itu bukan ilmu pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan ekonomi, sosial dan alam.
§  Paling (1982) dalam Abdurrahman (1999:252). Mengemukakan ide manusia tentang matematika berbeda-beda, tergantung pada pengalaman dan pengetahuan masing-masing. Ada yang mengatakan bahwa matematika hanya perhitungan yang mencakup tambah, kurang, kali dan bagi; tetapi ada pula yang melibatkan topik-topik seperti aljabar, geometri dan trigonometri. Banyak pula yang beranggapan bahwa matematika mencakup segala sesuatu yang berkaitan dengan berpikir logis.
2.1.2 Faktor yang Menyebabkan Anak Tidak Menyukai Matematika
§  Faktor internal:
1)      Minat
Matematika memang memiliki sesuatu yang berbeda dengan mata pelajaran yang lain. Secara normal, ketika kita belajar matematika maka secara otomatis banyak sekali berinteraksi dengan angka-angka dibanding dengan kata. Bagi anak yang tidak memiliki kecerdasan logic-mathematics hal ini merupakan sesuatu yang sangat membosankan sehingga mengurangi minat mereka untuk belajar. Sehingga dibutuhkan cara yang tepat supaya mereka tertarik untuk belajar terutama bidang studi matematika.
2)      Motivasi yang lemah
Belajar Matematika bukanlah sesuatu yang sulit seperti membuat roket, tetapi juga bukan sesuatu yang gampang seperti membalikan telapak tangan. Semudah-mudahnya, tetap saja dibutuhkan proses belajar untuk bisa menguasainya. Butuh waktu, butuh energi dan lain sebagainya untuk bisa menguasainya. Sebagian siswa enggan melewati proses ini disebabkan oleh motivasi yang lemah.
3)      Kesadaran tentang pentingnya belajar matematika
Ini adalah sesuatu yang lazim. Ketika seseorang tidak memahami atau menyadari manfaat sesuatu, maka ia tidak akan terdorong untuk melakukan sesuatu tersebut.  Begitu juga pada saat belajar matematika. Jika mereka tidak menyadari akan manfaatnya, maka biasanya mereka juga tidak akan termotivasi untuk belajar matematika, sehingga untuk mengatasi masalah ini perlu diberikan penyadaran kepada setiap siswa akan pentingnya belajar matematika bagi kehidupan mereka kelak.

§  Faktor eksternal
1)      Guru kurang bersahabat
sebagian besar para siswa berpendapat bahwa guru matematika adalah guru yang pemarah, membosankan, dan banyak lagi alas an lain yang serupa ditumpukan kepada guru.penilaian mereka bisa saja benar dan bisa saja salah. Tetapi, terlepas benar atau salahnya penilaian mereka setidaknya perlu menjadi pertimbangan bagi kita untuk bisa menjadi guru yang menyenangkan pada saat penyampaian materi di kelas, terutama ketika belajar matematika. 
2)      Metode penyampaian yang kurang tepat
Guru juga perlu mengemas proses belajar matematika dengan baik. Perlu disajikan dengan cara yang mudah dan yang mereka sukai.
3)      Kurangnya pemberian motivasi
Motivasi belajar memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap hasil belajar matematika.
4)      Belajar matematika itu menyenangkan
Belajar matematika itu menyenangkan merupakan salah satu aspek yang ingin diwujudkan melalui metode PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). Agar proses belajar matematika dapat berlangsung menyenangkan, ada beberapa pemikiran untuk mengurangi ketakutan atau persepsi negatif terhadap matematika yaitu:
1.      Pembelajaran matematika dikemas dengan berorientasi pada lingkungan
sekitar. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan adalah RME (Realistic Mathematic Education) yaitu dengan mengaitkan dan melibatkan lingkungan sekitar, pengalaman nyata peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, serta menjadikan matematika sebagai aktivitas peserta didik. Peserta didik diajak berpikir cara menyelesaikan masalah yang pernah dialaminya, misalnya tentang uang jajannya, jadwal keberangkatan kereta api, dan lain-lain.
2.      Pembelajaran di luar ruangan.
Pembelajaran di luar ruangan merupakan variasi strategi pembelajaran yang berhubungan dengan kehidupan dan lingkungan sekitar secara langsung, sekaligus menggunakannya sebagai sumber belajar. Pilihlah topik yang sesuai, misalnya mengukur tinggi pohon, diameter pohon, panjang daun, menghitung jumlah kendaraan yang lewat dan lain sebagainya.
3.      Menuntaskan materi.
Ada keyakinan sebagian filosof dan pakar pendidikan bahwa “peserta didik lebih baik mempelajari sedikit materi sampai tuntas daripada belajar banyak namun dangkal”. Jadi, pendidik harus berupaya menuntaskan peserta didik dalam belajar sebelum ke materi selanjutnya agar tidak terjadi miskonsepsi yang akan membelenggu peserta didik dalam belajar matematika.
4.      Belajar sambil bermain.
Bagi kebanyakan peserta didik, belajar matematika merupakan beban berat dan membosankan, sehingga mereka kurang termotivasi, cepat bosan, dan lelah. Untuk mengatasi hal tersebut pendidik dapat melakukan berbagai inovasi pembelajaran, misalnya memberikan kuis atau teka-teki yang harus ditebak baik secara berkelompok ataupun individu, membuat puisi matematika dan peserta didik mendeklamasikannya di depan kelas secara bergantian, membuat syair lagu tentang materi matematika, memberikan permainan di kelas, dan sebagainya tergantung kreativitas pendidik.

2.1.3 Cara Mengatasi dan Membuat Anak Menyukai Matematika
·         Memberi motivasi terhadap anak. Ini adalah salah satu upaya agar anak memiliki semangat belajar.
·         Membiasakan agar jangan hanya menghafal. Hal ini dikarenakan sesuatu yang sudah dihafal bisa saja akan terlupakan jika tidak di iringi dengan pemahaman yang baik.
·         Memberikan suasana baru. Suasana yang baru sangat diperlukan agar anak tidak merasakan bosan saat belajar matematika.
·         Belajar sambil bermain. Belajar bisa diiringi dengan bermain agar anak lebih faham, seperti bermain congklak.

2.2 Kerangka Berpikir

Skema Kerangka Belajar
                               
        2.3 Hipotesis Tindakan
Penerapan metode yang lebih santai dan menyenangkan saat pembelajaran matematika dapat meningkatkan motivasi anak, dan meningkatkan hasil belajar matematika anak menjadi lebih baik. Sehingga rasa takut yang mereka milikipun hilang karena mengetahui bahwa matematika sangat menyenangkan.

BAB III
METODE PENELITIAN
                  3.1  Populasi dan Sampel Penelitian
Subjek penelitian tindakan ini adalah anak yang memiliki kesulitan dalam belajar matematika dan tidak menyukai pelajaran matematika. Anak tersebut berjumlah 2 anak perempuan yang duduk di kelas III SD.

      3.2  Metode Penelitian
Adapun penelitian tindakan ini menggambarkan sebagai serangkaian langkah yang membentuk siklus atau perputaran tindakan. Setiap langakahnya memiliki empat tindakan, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi (Taggart (1998) dalam Zainal Aqib, 2006:127).

      3.3  Instrumen Penelitian
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data di atas meliputi: observasi, wawancara, dan tes hasil belajar. Secara singkat diuraikan sebagai berikut:
·         Observasi
Bentuk observasi dalam penelitian ini adalah observasi partisipan, dimana peneliti (pengamat) dalam penelitian ini, berperan langsung atau aktif dalam semua kegiatan pembelajaran di kelas. Dengan observasi partisipan ini, pengamat lebih menghayati, merasakan, dan mengalami sendiri semua kegiatan dalam pembelajaran.
·         Wawancara
Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan dan pencatatan data, informasi, dan atau pendapat yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung dengan nara sumber. Wawancara langsung adalah wawancara yang dilakukan secara langsung antara pewawancara (interviewer) dengan orang yang diwawancarai (interviewee) tanpa melalui perantara. Sedangkan wawancara tidak langsung artinya pewawancara menanyakan sesuatu melalui perantara orang lain, tidak langsung kepada sumbernya (Zainal Arifin, 1988:54). Wawancara dalam penelitian ini dilaksanakan secara langsung artinya tanya jawab kepada anak yang memiliki kesulitan belajar secara langsung tanpa perantara.
·         Tes hasil belajar
Bentuk ini digunakan untuk membandingkan hasil penelitian sebelum diberi metode dan sesudah diberi metode pembelajaran yang berbeda.

BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1   Deskripsi Hasil Penelitian
1.      Pelaksanaan tindakan
Pertama memberikan metode pembelajaran dengan cara tanya jawab saja kepada anak. Pada metode ini anak cukup memahami, namun masih merasa bosan. Kedua, metode pempelajaran ditambah menjadi dengan cara tanya jawab, melalui soal cerita dan sambil bermain yang masih berhubungan dengan matematika dan materi yang diajarkan. Dan pada penggabungan metode ini anak dapat memahami dengan jelas, sehingga mereka memilih untuk belajar lagi.
2.      Observasi
Untuk pemahaman dan motivasi anak setelah memakai pembelajaran dengan cara tanya jawab, soal cerita, dan mengubahnya menjadi permainan, kedua anak bisa mengikutinya dengan baik.
3.      Refleksi
Penelitian dikatakan berhasil apabila kedua anak tersebut faham dan dapat menyukai matematika dengan metode yang telah diberikan. Dengan demikian hasil belajar yang diperoleh:
4.1   Pembahasan
                  Berdasarkan hasil pengamatan, hasil wawancara, dan hasil belajar anak yang berkesulitan dan tidak menyukai matematika dapat dilihat adanya peningkatan kemauan anak dalam belajar matematika dan memahami yang sudah diditerimanya. Peningkatan ini dilihat dari: 1) Anak bisa mengerjakan soal dengan lancer, 2) Berdiskusi dengan temannya mengenai soal yang didapat, 3) Lebih bersemangat ketika dalam metode belajar sambil bermain, dan 4) Minat anak untuk belajar lebih tinggi.



BAB V
PENUTUP
5.1   Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa mengatasi anak yang sulit atau tidak suka terhadap matematika bisa ditanganin melalui beberapa metode yang saya pakai, yaitu:   
      1)      Memberi motivasi kepada anak
      2)      Memberikan suasana baru dalam pembelajaran
      3)      Mengajak anak belajar sambil bermain
      4)      Menjelaskan materi dengan soal cerita.

5.2   Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka diharapkan  bagi orang tua atau guru yang sedang mengatasi anak yang takut terhadap matematika dan tidak menyukai pelajaran matematika dengan pendekatan terlebih dahulu kepada anak, lalu memberikan motivasi yang kuat, dan memulai belajar matematika secara perlahan dengan suasana yang baru yang tidak membosankan dan menarik, dan juga diselingi dengan cara bermain sambil belajar.



DAFTAR PUSTAKA
Siswoyo.Dedi.”Apa itu Matematika??Pengertian matematika menurut para                 
Kanesawati.Diah.”Belajar menyukai matematika”. 27 Desember 2014.
Jayanti.Astri.”Upaya Menghilangkan Kesan bahwa Matematika adalah Sulit”.

No comments:

Post a Comment