PENGEMBANGAN TUJUAN DAN ISI KURIKULUM
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
HARYATI KURNIAWATI (2225142203)
INDAH NOVIANA N (2225142129)
OULA FALAHIYAH (2225142301)
RESTU YASHINTA K (222514)
YUSUF MULYANA (2225141682)
DOSEN PENGAJAR:
ETIKA M.Pd
PENDIDIKAN
MATEMATIKA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SULTAN AGENG TIRTAYASA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran penting dalam
sistem pendidikan, sebab dalam kurikulum bukan hanya dirumuskan tentang tujuan
yang harus dicapai sehingga memperjelas arah pendidikan, akan tetapi juga
memberikan pemahaman tentang pengalaman belajar yang harus dimiliki setiap
siswa (Sanjaya,2008).
Proses pengembangan kurikulum menurut zais harus dimulai dengan
asumsi-asumsi filosofis sebagi system nilai (Value System) atau pandangan hidup
suatu bangsa. Berdasarkan asas filosofis itulah selanjutnya ditentukan tentang
hakikat pengetahuan, sosiokultural, hakikat anaka didik, dan teori-teori
belajar. Inilah yang menjadi dasar dalam pengembangan kurikulum, dengan kata
lain landasan pengembangan kurikulum itu meliputi asas filosofis, asas
psikologis, dan asas sosial budaya termasuk didalamnya asas teknologis.
Manakala telah ditentukan landasan-landasan sebagai fondasi kurikulum, maka
ditentukan komponen-komponen kurikulum yang menyangkut baik tujuan umum maupun
tujuan khusus, isi atau materi pelajaran kegiatan pembelajaran, dan evaluasi.
Pada dasarnya proses pengembangan kurikulum adalah proses penyusunan keempat
komponen tersebut yang dilandasi asas-asas pengembangannya sebagai fondasi.
Pengembangan komponen-komponen inilah yang kemudian membentuk sistem kurikulum.
Gambar 1.Komponen sistem kurikulum.
Adapun proses pengembangan kurikulum merupakan suatu kegiatan menghasilkan kurikulum
baru melalui langkah-langkah penyusunan, pelaksanaan dan penyempurnaan
kurikulum atas dasar penilaian yang dilakukan selama kegiatan pelaksanaan
kurikulum, dan hal tersebut bisa dikatakan bahwa terjadinya perubahan-perubahan
kurikulum mempunyai tujuan untuk perbaikan. Suatu kurikulum tidak dapat
terbentuk atau tidak dapat dikembangkan tanpa adanya tujuan khusus sebagai
hasil yang diharapkan. Dengan adanya tujuan, maka akan memudahkan para pemegang
kurikulum dalam menentukan nilai-nilai apa saja yang harus ada dalam kurikulum
tersebut. Karena itu, sebagai orang yang kelak akan berperan dalam implementasi
kurikulum, sangat penting bagi para calon pendidik untuk memahami dan menguasai
tata cara pengembangan tujuan dan isi kurikulum.
1.2
Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk
mengetahui atau memahami tata cara pengembangan tujuan dan isi kurikulum, serta
sebagai tugas mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran.
1.3
Ruang
Lingkup Materi
Makalah ini memiliki ruang lingkup materi.
Adapun ruang lingkup materi sebagai berikut :
v Pengertian kurikulum
v Pengertiaan pengembangan kurikulum
v Pengembangan tujuan kurikulum
v Pengembangan isi atau materi kurikulum
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Lembar Informasi
2.1.1 Pengertian Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan yang mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara-cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan dan isi atau bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.
2.1.2 Pengertian Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, yang mana
didalamnya mencakup beberapa hal diantaranya adalah: perencanaan, penerapan dan
evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah langkah awal membangun kurikulum ketika
pekerja kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan
perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik. Penerapan
Kurikulum atau biasa disebut juga implementasi kurikulum berusaha mentransfer
perencanaan kurikulum ke dalam tindakan operasional. Evaluasi kurikulum
merupakan tahap akhir dari pengembangan kurikulum untuk menentukan seberapa
besar hasil-hasil pembelajaran, tingkat ketercapaian program-program yang telah
direncanakan, dan hasil-hasil kurikulum itu sendiri. Dalam pengembangan
kurikulum, tidak hanya melibatkan orang yang terkait langsung dengan dunia
pendidikan saja, namun didalamnya melibatkan banyak orang, seperti: politikus,
pengusaha, orang tua peserta didik, serta unsur unsur masyarakat lainnya yang
merasa berkepentingan dengan pendidikan.
2.1.3 Pengembangan Tujuan Kurikulum
Ada beberapa alasan mengapa tujuan perlu dirumuskan dalam kurikulum. Alasan
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tujuan erat kaitannya dengan arah dan sasaran
yang harus dicapai oleh setiap upaya pendidikan. Kurikulum merupakan alat untuk
mencapai tujuan pendidikan, dengan demikian perumusan tujuan merupakan salah
satu komponen yang harus ada dalam sebuah kurikulum.
2. Melalui tujuan yang jelas, maka dapat membantu
para pengembang kurikulum dalam mendesain model kurikulum yang dapat digunakan,
bahkan akan membantu guru dalam mendesain sistem pembelajaran. Artinya, dengan
tujuan yang jelas dapat memberikan arahan kepada guru dalam menentukan bahan
atau materi yang harus dipelajari, menentukan metode dan strategi pembelajaran,
menentukan alat, media, dan sumber pembelajaran, serta merancang alat evaluasi
untuk menentukan keberhasilan belajar siswa.
3. Tujuan kurikulum yang jelas dapat digunakan
sebagai control dalam menentukan batas-batas dan kualitas pembelajaran.
Artinya, melalui penetapan tujuan, para pengembang kurikulum termasuk guru
dapat mengontrol sampai mana siswa telah memperoleh kemampuan-kemampuan sesuai
dengan tujuan dan tuntutan kurikulum yang berlaku. Lebih jauh dengan tujuan
dapat ditentukan daya serap siswa dan kualitas suatu sekolah.
1. Klasifikasi
Tujuan
Menurut Bloom, dalam bukunya Taxonomy of
Educational Objectives yang terbit pada tahun 1965, bentuk perilaku sebagai
tujuan yang harus dirumuskan dapat digolongkan ke dalam tiga klasifikasi atau
tiga domain (bidang), yaitu domain
kognitif, afektif, dan psikomotor.
A. Domain Kognitif
Domain Kognitif adalah tujuan pendidikan
yang berhubungan dengan kemampuan intelektual atau kemampuan berpikir seperti
kemampuan mengingat dan kemampuan memecahkan masalah. Domain kognitif menurut
Bloom terdiri dar 6 tingkatan, yaitu:
1)
Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan adalah tingkatan tujuan kognitif yang paling
rendah.
2)
Pemahaman
Pemahaman lebih tinggi tingkatannya dari penetahuan.
Pemahaman bukan sekedar mengingat fakta, akan tetapi akan berkenaan dengan
kemampuan menjelaskan, menerangkan, menafsirkan atau kemampuan menangkap makna
atau arti suatu konsep.
3)
Penerapan
Penerapan merupakan tujuan kognitif yang lebih tinggi
lagi tingkatannya dibandingkan dengan pengetahuan dan pemahaman.
4)
Analisis
Analisis adalah kemampuan menguraikan atau memecah suatu
bahan pelajaran ke dalam bagian-bagian atau unsur-unsur serta hubungan antarabagian
bahan itu.
5)
Sintesis
Sintesis adalah
kemampuan unuk menghimpun bagian-bagia n ke dalam suatu keseluruhan yang
bermakna, seperti merumuskan tema, rencana atau melihat hubungan abstrak dari
berbagai informasi yang tersedia.
6)
Evaluasi
Evaluasi adalah tujuan yang paling tinggi dalam domain
kognitif.
B. Domain Afektif
Domain afektif berkenaan dengan sikap, nilai-nilai dan aspresiasi. Domain
ini merupakan bidang tujuan pendidikan kelanjutan dari domain kognitif. Artinya
seseorang hanya akan memiliki sikap tertentu terhadap sesuatu objek manakala
telah memiliki kemampuan kognitif tingkat tinggi. Menurut Krathwohl, dkk.
(1964), dalam bukunya Taonomy of Educational Objectives: Affective Domain,
domain afektif memiliki tingkatan yaitu:
1)
Penerimaan
Penerimaan adalah sikap kesadaran atau kepekaan seseorang
terhadap gejala, kondisi, keadaan atau suatu masalah.
2)
Merespons
Merespons atau menanggapi ditunjukan oleh kemauan untuk
berpartisipasi aktif dalam kegiatan tertentu seperti, kemauan untuk
menyelesaikan tugas tepat waktu, kemauan untuk diskusi, kemauan untuk membantu
orang lain, dan sebagainya.
3)
Menghargai
Tujuan ini berkenaan dengan kemauaan untuk memberi
penilaian atau kepercayaan kepada gejala atau suatu ojek tertentu.
4)
Mengorganisasi
Tujuan yang berhubungan dengan organisasi berkenaan
dengan pengembangan nilai ke dalam sistem organisasi tertentu, termasuk
hubungan antaranilai dan tingkat prioritas nilai-nilai itu.
5)
Karakterisasi nilai
Tujuan ini adalah mengadakan sintensis dan internalisasi
sistem nilai dengan mengkajian secara mendalam, sehingga nilai-nilai yang
dibangunnya itu dijadikan pandangan (filsafah) hidup serta dijadikan pedoman
dalam bertindak dan berperilaku.
C. Domain Psikomotor
Domain Psikomotor adalah tujuan yang
berhubungan dengan kemampuan keterampilan seseorang. Ada enam tingkatan yang
termasuk ke dalam domain ini:
1)
Gerak refleks;
2)
Keterampilan dasar;
3)
Keterampilan perseptual;
4)
Keterampilan fisik;
5)
Gerakan keterampilan;
6)
Komunikasi nondiskursif;
Dengan bahasa lain, ketiga domain itu (kognitif,afektif
dan psikomotor) dapat digambarkan dala “3H”, yaitu “Head” (kelapa) atau
pengembangan bidang intelektual (kognitif), “Heart” (hati), yaitu pengembangan
sikap (afektif) dan "Hand” (tangan) atau pengembangan keterampilan
(pisikomotor).
Pencapaian ketiga dominan secara seimbang
harus menjadi acuan dan target setiap guru dalam proses pembelajaran.
2. Herarkis Tujuan
Dilihat
dari herarkisnya tujuan pendidikan terdiri atas tujuan yang sangat umum sampai
tujuan yang khusus yang bersifat spesifik dan dapat diukur. Tujuan pendidikan
dari bersifat umum sampai kepada tujuan khusus itu dapat diklasifikasikan
menjadi empat yaitu:
a. Tujuan Pendidikan Nasional (TPN)
TPN adalah
tujuan umum yang sarat dengan muatan filosofi. Suatu bangsa.
b. Tujuan Instituasional
Tujuan
Instituasional, adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga
pendidikan.
c. Tujuan Kulikuler
Tujuan
Kulikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi atau mata
pelajaran.
d. Tujuan Pembelajaran/Instruksional
Dalam
klasifikasi tujuan pendidikan, tujuan pembelajaran atau yang disebut juga
dengan tujuan instruksional, merupakan tujuan yang paling khusus. Tujuan
pembelajaran adalah kemampuan (kompetensi) atau keterampilan yang diharapkan
dapat dimiliki oleh siswa setelah mereka melakukan proses pembelajaran tetentu.
2.1.4 Pengembangan
Materi Kurikulum
Bahan atau materi kurikulum (curriculum
materials) adalah isi atau muatan kurikulum yang harus dipahami siswa dalm
upaya mencapai tujuan kurikulum.
1.
Sumber-sumber Materi Kurikulum
Isi atau materi kurikulum pun harus bersumber
pada tiga hal tersebut, yakni:
a. Masyarakat berserta budayanya
b. Siswa
c. Ilmu Penetahuan
Dalam
menentukan isi kurikulum ketiga bersumber tadi harus digunakan secara seimbang.
Isi kurikulum yang terlalu menonjolkan salah satu aspek, dapat mengaruhi
keseimbangan makna pendidikan.
a.
Masyarakat sebagai Sumber Kurikulum
Sekolah
berfungsi untuk mempersiapkan anak didik agar dapat hidup di masyarakat.
Kebutuhan masyarakat lingkungan sekitar atau lokal diperlukan oleh sebab setiap
daerah memiliki kebutukan dan karakteristik yang berbeda baik dilihat dari
sudut geografis, budaya dan adat istadat maupuan potensi daerah. Dilihat dario
keadaan geografis, setiap derah memiliki perbedaan misalnya ada daerah
pegunungan, pesisir, daerah perkotaan.
Perkembangan
budaya nasional adalah perkembangan budaya yang terus-menerus yang selama ada
dalam status “in the maiking” Oleh karenanya materi, kurikulum selamanya harus
berubah sesuai dengan kemajuan dan perkembangan masyarakat.
Globalisasi
merupakan gelombang yang sangat hebat menerap seluruh kawasan dunia. Siap atau
tidak, kita tidak mungkin mehindari dari arus globalisasi itu sendiri. Oleh
sebab itu, arus globalisasi bukan untuk dihindari akan tetapi merupakan sesuatu
yang harus kita hadapi. Materi kurikulum sebagai alat pendidikan harus
bersumber dari kepentingan masyarakat global.
b.
Siswa sebagai Sumber Materi Kurikulum
Di samping masyarakat berserta kebudayaannya,
penetapan materi kurikulum juga dapat bersumber dari siswa itu sendiri. Mengapa
siswa harus dijadikan sumber dalam penetapan isi kurikulum? Ya, hal ini
disebabkan tugas dan fungsi pendidikan adalah untuk mengembangkan seluruh
potensi siswa. Maka tidak heran kalau kebutuhan anak harus menjadi salah satu
sumber materi.
Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam rumusan isi kurikulum dikaitkan
dengan siswa, yakni:
1)
Kurikulum sebaiknya disesuaikan dengan perkembangan anak
2)
Isi kurikulum sebaiknya mencangkup keterapilan,
pengetahuan dan sikap yang dapat digunakan siswa dalam pengalamannya sekarang
dan juga berguna untuk menghadapi kebutuhannya pada masa yang akan datang.
3)
Siswa hendaknya didorong untuk belajar berkat kegiatan
sendiri dan tidak sekedar hanya penerima secara pasif apa yang diberikan guru.
4)
Apa yang dipelajari siswa hendaknya sesuai dengan minat
dan keinginan siswa.
Kebutuhan siswa sebagai dasar penetapan materi
kurikulum dapat dipandang dari dua sisi, yaitu sisi pisikobiologis dan sisi
kehidupan sosial. Sisi pisikologis berkenaan dengan apa yang timbul dengan
siswa berdasarkan kebutuhan pisikologis dan biologis yang dinyatakan dalam
keinginan dan harapan mereka, tujuan dan masalah yang diminati untuk
dipelajari. Sisi kebutuhan sosial berkenaan dengan tuntutan masyarakat, apa
yang dianggap perlu untuk kehidupannya, agar mereka hidupdi masyarakat.
Menurut Maslow kebutuhan manusia itu terdiri
dari kebutuhan akan:
a. Survival
atau kebutuhan fisiologis;
b. Security
atau kebutuhan rasa aman;
c. Love
and belonging atau kebutuhan untuk dicintai;
d. Self
esteem atau kebutuhan personal 9harga diri);
e. Self-actualization
kebutuhan untuk mengatualisasikan diri.
c.
Ilmu Pengetahuan sebagai Sumber Kurikulum
Ilmu adalah pengetahuan yang terorganisir
secara sistematis dan logis.
2.
Tahap Penyeleksian Materi Kurikulum
Tahap penyeleksian materi kurikulum adalah
langkah-langkah yang harus dilaksanakan oleh pengembang materi kurikulum dalam
menentukan isi atau muatan kurikulum.
a.
Identifikasi Kebutuhan (need assessment)
Kebutuhan (need) adalah ketidaksesuaian antara
harapan dan kenyataan.
b.
Mendapatkan Bahan Kurikulum (Assess the curriculum
materials)
Mendapatkan bahan kurikulum yang sesuai dengan
tujuan bukanlah pekerjaan mudah. Poses pelaksanaannya diperlukan perencanaan
yang matang serta dan keseriusan yang sungguh-sungguh.
c.
Analisis Bahan (analyze the materials)
Menganalisis materi/bahan kurikulum dapat
dilakukan dengan melihat informasi tentang bahan yang bersangkutan misalnya,
dengan melihat nama pengarang, edisi dan tahun terbitan, termasuk penerbirnya
sendiri.
d.
Penilaian bahan kurikulum (Appraissal of curriculum
materials)
Manakala bahan kurikulum telah dianalisis
keakuratanya, maka selanjutnya diberikan penilaian, apakah bahan itu layak
digunakan atau tidak, sesuaikah dengan tututan kurikulum atau tidak.
e.
Membuat keputusan mengdopsi bahan (Make an Adoption
Decision)
Membuat keputusan apakah bahan layak untuk
diadopsi atau tidak, merupakan tahap terakhir menyeleksi bahan.
3.
Jenis-jenis Materi Kurikulum
Biasanya
materi kurikulum yang harus dipelajari siswa terdiri dari fakta, konsep,
prinsip, hukum, dan keterampilan. Fakta merupakan pengetahuan yang berhubungan
dengan data spesifik (tunggal) baik yang telah maupun yang sedang terjadi yang dapat diuji atau observasi.
Konsep
adalah abstraksi kemasan atau keterhubungan dari sekelompok benda atau sifat.
Ada
juga yang lebih tinggi dari generalisasi atau prinsip, yaitu yang dinamakan
teori.
Keterampilan adalah pola kegiatan yang
memiliki tujuan tertentu yang memerlukan manipulasi dan koordinasi informasi.
4.
Kriteria penetapan Materi Kurikulum
Secara
umum hada beberapa petimbangan dalam meetapkan materi kurikulum baik khususnya
ditinjau dari sudut siswa, yakni:
a.
Tingkat Kematangan Siswa
b.
Seperti yang telah dikemukakan, setiap anak memiliki
taraf perkembangan atau taraf kematangan yang berbeda. Tingkat kematangan anak
usia SD berbeda dengan tingkat kematangan anak usia SMP. Isi atau materi
kurikulum harus sesuai dengan tahap kematangan anak. Tingkat kematangan akan
sejalan dengan tingkat erkembangan psikologi anak.
c.
Tingkat Pengalaman Anak
Tingkat kemampuan akan menentukan tingkat
kemampuan anak dalam melakukan sesuatu.
d.
Tarap Kesulitan Materi
Materi kurikulum disusun dari yang mudah
menuju yang sulit; dari yang konkret menuju yang abstrak; dari yang sederhana
menuju yang komplesks.
Hunkins (1988) mengemukakan lima kriteria
dalam mengorganisasi isi pelajaran. Pertama, kriteria yang berhubungan dengan
ruang lingkup isi pelajaran. Kretria ini menyakut kleluasan dan kedalaman isi
kurikulum sesuai dengan tujuan yang hendaknya dicapai.
Kedua,
kriteria yang berkaitan dengan keterkaitan atau hubungan antara materi atau isi
pelajaran yang satu dengan yang lain. Hal ini dimaksudkan agar pengalaman belajar
siswa terjadi secara utuh, tidak terkotak-kotak.
Ketiga,
bekaitan dengan urutan isi dengan pengalaman belajar secara vertiikal.
Keempat, isi dan pengalaman belajar harus
disusun dari yang sederhana menuju yang kompleks secara kesinambungan, sehingga
pemahaman dan kemampuan siswa berkembang sampai tuntas.
Kelima,
yang disebut dengan artikulasi dari keseimbangan. Artikulasi artinya bahwa isi
kurikulum harus memiliki keterkaitan baik keterkaitan antara pelajar satu
dengan pelajar yang lain, maupun keterkaitan dilihat dari tingkat kesulitannya.
2.2 Lembar Kerja
·
Pertanyaan
Menurut kalian, Apakah tujuan pendidikan
nasional menurut UU No.20 Tahun 2003 Pasal 3 sudah terealisasikan didalam
kurikulum 2013? Berikan alasannya.
·
Jawaban
1.
Kelompok 1
Menurut kelompok kami, tujuan kurikulum nasional dalam UU
No. 20 tahun 2003 pasal 3, belum sepenuhnya terealisasikan didalam Kurikulum 2013.
Karena K13 sendiri pun masih dalam tahap pengembangan dan penyesuaian. Jadi,
tujuannya pun belum terlaksana dengan sempurna.
2.
Kelompok 2
Belum, karena terdapat beberapa tujuan yang belum
terealisasikan seperti salah satunya membentuk watak. Karena watak / sikap
siswa saat ini masih sangat kurang baik, seperti masih mencontek, kurangnya
sopan santun terhadap sesama, suka membuang sampah sembarangan dan lain-lain.
Akan tetapi adajuga beberapa tujuan yang telah terealisasikan, seperti
mengembangkan kemampuan.
3.
Kelompok 3
Menurut kami, UU No. 20 tahun 2003 pasal 3 sudah
terealisasikan dalam kurikulum 2013, karena K13 mencakup tentang kreatifitas,
kemandirian dan minat belajar siswa yang sesuaijuga dengan tujuan pendidikan
Nasional.
4.
Kelompok 4
Pada dasarnya dalam Kurikulum 2013 sudah terealisasikan
tujuan Nasional yang terdapat di UU No. 20 tahun 2003 pasal 3. Namun,
tergantung dari pribadi siswanya masing-masing, apakah dapat merealisasikan
dalam kehidupan nyata atau tidak.
5.
Kelompok 5
Menurut
kami (Kelompok 5), tujuan pendidikan nasional menurut UU No.20 Tahun 2003 Pasal
3 belum terealisasikan didalam kurikulum 2013, karena tujuannya sangat ideal
dan sulit untuk direalisasikan apalagi diukur keberhasilannya, hal ini
dikarenakan memang tidak ada ukuran atau kriteria yang pasti. Dan sampai saat
ini belum ada rumusan dan ukuran yang jelas bagaimana potensi manusia itu di
nilai. Misalnya, apakah manusia yang suka ke masjid merupakan seorang yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa atau tidak.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengembangan tujuan kurikulum merupakan hal
penting yang harus dilakukan dalam proses pengembangan kurikulum, sebab tujuan
erat kaitannya dengan arah dan sasaran yang harus dicapai oleh setiap upaya
pendidikan. Melalui tujuan yang jelas, maka dapat membantu para pengembang
kurikulum dalam mendesain model kurikulum yang dapat digunakan, serta sebagai control
dalam menentukan batas-batas dan kualitas pembelajaran.
Pengembangan materi kurikulum menyangkut proses penentuan
bahan atau materi yang perlu dipahami oleh peserta didik. Pengembangan materi
kurikulum bersumber pada beberapa aspek, yaitu masyarakat, siswa, dan ilmu
pengetahuan. Setiap aspek harus diseimbangkan satu sama lain agar kurikulum
yang terbentuk menjadi lebih berkualitas.
B. Saran
Semoga makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
sebagai calon pendidik mengenai pengembangan tujuan dan isi kurikulum.
Daftar Pustaka
Sanjaya, Wina.
2010. Kurikulum dan Pembelajaran: Teori
dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).Jakarta:
Prenada Media Group.
http://www.scribd.com/doc/32248702/Prinsip-Pengembangan-Kurikulum-Endick.
http://ins-think.blogspot.co.id/2012/03/pengembangan-tujuan-dan-isi-kurikulum.html.
Jurnal
Teknologi Informasi dan Pendidikan. Vol.1 No.1. Maret 2010. ISSN : 2086 – 4981.
No comments:
Post a Comment