Nama / NIM :
Haaryati Kurniawati (2225142203)
Kelas / Prodi :
3B Pendidikan Matematika
Mata Kuliah :
Filsafat Pendidikan
· Cari ciri-ciri filsafat
Ciri-ciri berpikir secara kefilsafatan menurut Ali Mudhofir
adalah sebagai berikut:
1) Berpikir secara kefilsafatan dicirikan secara radikal. Berpikir secara radikal adalah berpikir sampai ke akar-akarnya, berpikir sampai kepada hakikat, esensi atau sampai ke substansi yang dipikirkan. Manusia yang berfilsafat dengan akalnya berusaha untuk menangkap pengetahuan hakiki, yaitu pengetahuan yang mendasari segala pengetahuan indrawi.
2) Berpikir secara kefilsafatan dicirikan secara universal (umum). Berpikir secara universal adalah berpikir tentang hal-hal serta proses-proses yang bersifat umum, dalam arti tidak memikirkan hal-hal yang parsial. Filsafat bersangkutan dengan pengalaman umum dari umat manusia. Dengan jalan penelusuran yang radikal itu filsafat berusaha sampai pada berbagai kesimpulan yang universal (umum)
3) Berpikir secara kefilsafatan dicirikan secara konseptual. Konsep di sini adalah hasil generalisasi dari pengalaman tentang ha-hal serta proses-proses individual. Dengan ciri yang konseptual ini, berpikir secara kefilsafatan melampaui batas pengalaman hidup sehari-hari.
4) Berpikir secara kefilsafatan dicirikan secara koheren dan konsisten. Koheren artinya sesuai dengan kaidah-kaidah berpikir (logis). Konsisten artinya tidak mengandung kontradiksi.
5) Berpikir secara kefilsafatan dicirikan secara sistematik. Sistematik berasala dari kata sistem. Sisten di sini adalah kebulatan dari sejumlah unsur yang saling berhubungan menurut tata pengaturan untuk mencapai sesuatu maksud atau menunaikan sesuatu peranan tertentu. Dalam mengemukakan jawaban terhadap sesuatu masalah. Pendapat-pendapat yang merupakan uraian kefilsafatan harus saling berhubungan secara teratur dan terkandung adanya maksud atau tujuan tertentu.
6) Berpikir secara kefilsafatan dicirikan secara konperehensif. Konperehensif adalah mencakup secara menyeluruh. Berpikir secara kefilsafatan. Berpikir secara kefilsafatan berusaaha untuk menjelaskan alam semesta secara keseluruhan.
7) Berpikir secara kefilsafatan dicirikan secara bebas. Sampai batas-batas yang luas makasetiap filsafat boleh dikatakan merupakan suatu hasil dari pemikiran yang bebas. Bebas dari segala prasangka sosial, historis, kultural ataupun religius.
8) Berpikir secara kefilsafatan dicirikan dengan pemikiran yang bertanggungjawab. Seseorang yang berfilsafat adalah orang yang berpikir sambil bertanggungjawab. Pertanggungjawaban yang pertama adalah terhadap hati nuraninya sendiri. Di sini tampaklah hubungan antara kebebasan berpikir dalam filsafat dengan etika yang melandasinya. Fase berikutnya adalah cara bagaimana ia merumuskan berbagai pemikirannya agar dapat dikomunikasikan pada orang lain.
· Beda sumber pengetahuan
Dalam surat An-Nahl ayat 78
"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberikan pendengaran, penglihatan, hati nurani, agar kamu bersyukur".
Allah mengajari manusia apa yang sebelumnya tidak diketahui, yaitu sesudah Allah mengeluarkan dari perut ibu kita tanpa memahami dan mengetahui sesuatu apapun. Allah mengkaruniakan manusia akal untuk memahami dan membedakan antara yang baik dan buruk.Allah membuka mata bagi manusia untuk melihat apa yang tidak kita lihat sebelumnya. Dan Allah memberikan telinga agar manusia dapat mendengar suara-suara sehingga sebagian dari kita dapat memahami perbincangan satu sama lain. Sehingga manusia dapat saling mengenal dan membedakan. Pendengaran disebutkan paling utama karena sumber pengetahuan utama manusia adalah melalui pendengaran secara lahir dan batin. Melalui semua karunia yang telah diberikan Allah, manusia memiliki tugas dalam hidupnya sebagai hamba Allah dan khalifahnya di muka bumi untuk mengeksploitasi sebanyak-banyak karunia Allah yang tersebar di seluruh belahan bumi demi kemaslahatan hidup umat manusia, dan meraih keridaannya. Potensi yang telah diberikan Allah kepada manusia hendaknya harus terus digali dan digunakan dengan benar dan dibutuhkan juga faktor-faktor yang mendukung seperti dari faktor keluarga, maupun lingkungan.
3
Teori pendidikan sebagai potensi edukatif manusia :
1.
Teori Nativisme : Manusia itu sangat bergantung pada
potensi yang dibawa sejak
lahir. Lingkungan
tidak berpengaruh sama sekali
2.
Teori Tabularasa (Jhon Locke) : teori yang ekstrim.
Manusia sangat bergantung
pada
lingkungannya.
3.
Teori Konvergensi : Teori ini memadukan antara keduanya.
Dalam pendidikan
islam lebih
condong pada teori ini.
· Kaitan sumber pengetahuan dan sarana berpikir
Karena pengetahuan yang benar itu memerlukan sumber, dan dilakukan dengan kegiatan berpikir. Berpikir adalah suatu aktivitas untuk menemukan pengetahuan yang benar atau kebenaran. Berpikir dapat juga diartikan sebagai proses yang dilakukan untuk menentukan langkah yang akan ditempuh.
· Kenapa kita tidak ada satu pilihan dalam hidup
Menurut saya:
Karena dalam kehidupan ini masing-masing individu mempunyai keinginan dan tujuan yang berbeda, sehingga mereka bebas menentukan pilihan yang akan mereka ambil yang sesuai dengan tujuan yang ingin mereka capai.
No comments:
Post a Comment