Perkembangan bahasa Indonesia saat ini semakin baik, apalagi
dengan makin diminatinya Bahasa Indonesia oleh masyarakat
internasional. Bahkan Bahasa Indonesia pun saat ini menjadi bahan pembelajaran
di negara – negara asing seperti Australia, Belanda, Jepang, Amerika Serikat,
Inggris, Cina, dan Korea Selatan. Oleh karena itu, bangsa Indonesia harus
mempersiapkan diri dengan baik dan penuh perhitungan. Salah satu hal yang perlu
diperhatikan adalah masalah jati diri bangsa yang diperlihatkan melalui jati
diri bahasa. Pepatah berkata, “Bahasa menunjukkan bangsa” .
Bahasa Indonesia mempunyai ciri-ciri umum dan kaidah-kaidah
pokok tertentu yang membedakannya dengan bahasa-bahasa lainnya di dunia ini,
baik bahasa asing maupun bahasa daerah. Oleh karena itu, ciri-ciri umum dan
kaidah-kaidah pokok tersebut merupakan jati diri bahasa Indonesia. Akan tetapi,
sekarang pertanyaannya apakah orang indonesia sendiri bangga akan bahasanya
sendiri? Jawaban untuk pertanyaan ini tentulah ada di dada masing-masing orang
yang menganggap, mengaku, dan menjadikan dirinya sebagai bagian dari bangsa
Indonesia.
Saat ini masyarakat sudah mulai mencampur bahasa Indonesia
dengan bahasa asing dalam pemakaian bahasa sehari-hari. Tentu dalam konteks
pembicaraan non-formal alias bahasa gaul, hal ini tidak menjadi suatu masalah
yang signifikan, namun yang disayangkan pemakaian bahasa gaul juga biasa
terjadi pada sebuah forum ilmiah, media massa, kuliah, seminar dan forum formal
lain. Jika kita menilik apa penyebab utama mengapa fenomena ini terjadi
adalah kebiasaan bangsa Indonesia pada umumnya yang mengagungkan semua hal yang
berbau internasional, luar negeri, atau dapat dibilang berbau barat. Dengan
kata lain, secara kasar bangsa Indonesia kurang bangga dengan bahasa dan
budayanya sendiri. Pemakaian bahasa dan budaya asing dirasa lebih keren dan
dapat diterima dalam pergaulan.
Fenomena negatif yang masih sering terjadi di tengah-tengah
masyarakat Indonesia, yaitu banyak orang Indonesia memperlihatkan dengan bangga
kemahirannya menggunakan bahasa Inggris, walaupun mereka tidak menguasai bahasa
Indonesia dengan baik. Merasa malu apabila tidak menguasai bahasa asing
(Inggris) tetapi tidak pernah merasa malu dan kurang apabila tidak menguasai
bahasa Indonesia. Menganggap remeh bahasa Indonesia merasa dirinya lebih pandai
daripada yang lain karena telah menguasai bahasa asing (Inggris) dengan fasih,
walaupun penguasaan bahasa Indonesianya kurang sempurna.
Fenomena ini terkesan menelanjangi identitas kebangsaan
kita. Seakan bahasa Indonesia tidak bisa terlihat lebih baik dibanding
pemakaian bahasa asing, dalam kasus ini bahasa Inggris. Mungkin dengan adanya
tuntutan hidup di era globalisme, maka masyarakat dituntut pula untuk dapat
“bergaul” secara global. Namun pada akhirnya dalam pergaulannya, masyarakat
kehilangan identitas kebangsaannya, Bahasa Indonesia. Hal tersebut semakin
mendekatkan kita pada detik-detik pudarnya bahasa persatuan kita, Bahasa
Indonesia.
Sebagai warga negara Indonesia yang baik, sepantasnyalah
bahasa Indonesia itu dicintai dan dijaga. Bahasa Indonesia harus dibina dan
dikembangkan dengan baik karena bahasa Indonesia itu merupakan salah satu
identitas atau jati diri bangsa Indonesia. Setiap orang Indonesia patutlah
bersikap positif terhadap bahasa Indonesia, janganlah menganggap remeh dan
bersikap negatif. Setiap orang Indonesia mestilah berusaha agar selalu cermat
dan teratur menggunakan bahasa Indonesia.
Tanggung jawab terhadap perkembangan bahasa Indonesia
terletak di tangan pemakai bahasa Indonesia sendiri. Baik buruknya, maju
mundurnya, dan tertatur kacaunya bahasa Indonesia merupakan tanggung jawab
setiap orang yang mengaku sebagai warga negara Indonesia yang baik. Setiap
warga negara Indonesia harus bersama-sama berperan serta dalam membina dan
mengembangkan bahasa Indonesia itu ke arah yang positif.
Solusi yang dapat ditawarkan adalah dengan menggalakkan
pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar minimal pada fasilitas publik
yang sering dilihat masayarakat luas. Sehingga bahasa Indonesia dapat lebih
populer di mata masyarakat sendiri. Meskipun solusi tersebut dirasa sulit untuk
diterapkan secara langsung, namun hendaknya dilakukan secara bertahap, mulai
dari yang paling mudah terlebih dahulu. Pemerintah harus dapat menyadarkan masyarakat
betapa pentingnya kita menjaga bahasa Indonesia yang dapat diterapkan melalui
kebijakan-kebijakan strategis, karena pemerintah dalam hal ini menjadi
regulator di negara ini. Inti awalnya adalah bagaimana bahasa Indonesia dapat
dipakai secara luas dan baik di tempat umum, media massa, dan merk dagang.
Sehingga secara tidak langsung masyarakat dapat mengetahui mana bahasa yang
baik dan tidak. Dan pada akhirnya solusi ini dapat menyeluruh pada setiap
lapisan masyarakat.
Terdapat suatu wacana bahwa bahasa Indonesia sendiri akan
mempunyai sebuah tes kemahiran (seperti TOEFL pada bahasa Inggris) yang akan
diterapkan pada warga asing yang akan tinggal di Indonesia. Tentu hal ini
merupakan kabar baik karena sudah ada standar kemahiran berbahasa Indonesia,
namun jika bangsa Indonesia sendiri tidak dapat menghargai bahasa Indonesia
sebagai bahasa bangsanya, maka lambat laun bahasa ini akan mati.
Nama : Haryati Kurniawati
Nim : 2225142203
Prodi : Pendidikan Matematika
No comments:
Post a Comment