Tuesday, 17 November 2015

Meningkatkan Kepercayaan Diri dan Minat dalam Belajar Matematika



MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI
DAN 
KEMAUAN ANAK DALAM BELAJAR MATEMATIKA

Disusun oleh:
Haryati Kurniawati
2225142203





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
                   UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG
2015





Kata Pengantar

Segala puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat Islam, iman dan ihsan kepada umat-Nya. Sehingga atas rahmat dan nikmat-Nyalah saya dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa pula shalawat serta salam kita panjatkan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW.
Pembuatan makalah ini merupakan salah satu tujuan untuk penyelesaian tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan, tentang bagaimana cara untuk meningkatkan kemauan siswa dalam belajar matematika.
Selanjutnya saya mengucapkan terimakasih kepada Dosen mata kuliah Psikologi Pendidikan yang telah memberi bimbingan serta arahan dalam penulisan makalah ini. Demi melengkapi dan memperbaiki kekurangan yang ada dalam makalah ini, penulis mengharapkan saran dari pembaca yang membangun.

     Serang, 18 April 2015
                                                                                                                                         
            Penulis


Daftar Isi
Kata Pengantar.............................................................................................
Daftar Isi......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................
1.1  Latar Belakang.......................................................................................
1.2  Rumusan Masalah..................................................................................
1.3  Tujuan....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN............................................................................
2.1  Pengertian Percaya Diri.........................................................................
2.2  Penyebab Anak Kurang Percaya Diri...................................................
2.3  Cara Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak........................................
2.4  Hubungan Kepercayaan Diri dengan Prestasi Belajar Anak.................
BAB III PENUTUP....................................................................................
3.1  Kesimpulan............................................................................................
3.2  Saran......................................................................................................
Daftar Pustaka.............................................................................................
Lampiran......................................................................................................







BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Matematika bukan suatu hal yang asing yang terdengar di telinga kita, setiap saat kita pasti akan dihadapkan dengan matematika. Matematika merupakan ratunya ilmu, semua cabang ilmu pasti memerlukan perhitungan. Matematika berasal dari bahasa latin “mathematika” yang mulanya diambil dari bahasa yunani “mathematike” yang berarti mempelajari.
Matematika juga merupakan suatu pelajaran yang tersusun secara beraturan, logis, berjenjang dari yang paling mudah hingga yang rumit. Dengan demikian , pelajaran matematika tersusun sedemikian rupa sehingga pengertian terdahulu lebih mendasari pengertian berikutnya.
Namun dalam dunia anak, matematika dijadikan suatu yang sangat menakutkan bagi mereka. Hal ini dikarenakan banyak menghafal rumus, materinya terlalu rumit dan tentunya yang pasti adalah ketika mengerjakan soal matematika banyak salahnya.
Dalam makalah ini saya akan membahas bagaimana cara meningkatkan kemauan anak untuk mempelajari matematika lebih lanjut dan bagaimana menghilangkan rasa tidak percaya diri dalam masing-masing anak tersebut menurut beberapa ahli psikolog yang ada di dunia.

1.2    Rumusan Masalah
1.       Kendala apa saja yang dialami anak sehingga kurangnya kepercayaan diri anak untuk belajar matematika?
2.       Bagaimana cara untuk meningkatkan kepercayaan diri dalam belajar yang baik?
1.3   Tujuan
1.      Mengetahui kendala apa saja yang dialami anak sehingga kurangnya kemauan untuk belajar matematika.
2.      Mengetahui bagaimana cara untuk meningkatkan kepercayaan diri dalam belajar yang baik.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Percaya Diri
Rasa percaya diri (self confidence) adalah keyakinan seseorang akan kemampuan yang dimiliki untuk menampilkan perlaku tertentu. Dengan kata lain, kepercayaan diri adalah bagaimana kita merasakan tentang diri kita sendiri, dan perilaku kita akan merefleksikannya tanpa kita sadari.[1]
          Kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan yang dimiliki seseorang bahwa dirinya mampu berperilaku seperti yang dibutuhkan untuk memperoleh hasil seperti yang diharapkan (Bandura, 1977). Lauster (1978), mengungkapkan ciri-ciri orang yang percaya diri adalah: mandiri, tidak mementingkan diri sendiri, cukup toleran, ambisius, optimis, tidak pemalu, yakin dengan pendapatnya sendiri dan tidak berlebihan.[2]
          Teori kepercayaan diri menurut ahli psikologi terkenal Sigmund Fred-, bahwa kepercayaan dir adalah suatu tingkatan rasa sugesti tertentu yang berkembang dalam diri seseorang hingga merasa yakin dalam berbuat sesuatu. Sehingga apabila berpijak pada makna teori kepercayaan diri tadi, maka memiliki pengertian tentang kepercayaan diri dapat pula dijadikan sebagai landasan bagi seseorang untuk dapat mengembangkan diri.
          Namun kita sebagai manusia yang beragama tidak harus selalu mengacu pada psikologi barat seperti orang ini saja. Sejatinya di dalam diri kita sudah dapat dimaksimalkan untuk mendapatkan kepercayaan diri itu sendiri.
          Manusia sudah diciptakan dengan kesempurnaan dan kelengkapan segala hal yang melebihi disbanding dengan makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Dengna memaksimalkan potensi ini maka manusia sudah dapat menjadi sosok yang penuh dengna percaya diri.
          Dengan percaya diri inilah manusia dapat dipastikan mampu untuk melakukan berbagai hal. Dengan ini ada semacam semangat pelecut yang berasal dari diri seseorang itu sendiri untuk dapat dan mampu melakukan suatu hal atau banyak hal.
2.2  Penyebab Anak Kurang Percaya Diri
Banyak orang yang merasa tidak percaya diri, sehingga membuat mereka meperlakukan diri sendiri dengan buruk, merasa tidak berguna dan tidak berharga. Rasa percaya diri yang kurang adalah akibat dari kejadian buruk di masa kanak-kanak yang telah membuat seseorang bersikap acuh tak acuh. Hasil akhir dari kurangnya rasa percaya diri ini biasanya mengarah pada penghukuman terhadap diri sendiri, yang akan merampas keyakinan dirinya, serta kemampuannya untuk berfikir rasional.
Penyebab umum kurangnya rasa percaya diri antara lain adalah:
·         Terabaikan. Anak-anak yang tumbuh tanpa mendapatkan cinta dan kasih sayang yang cukup akan merasa terabaikan dan bersikap acuh tak acuh saat mereka dewasa. Pada saat belajar dikelas terkadang anak mengharapkan guru memberi perhatian khusus terhadapnya, seperti menanyakan bagaimana pelajarannya dan apa yang belum difahami oleh anak tersebut, yang aka membuat anak menjadi lebih semangat untuk terus bertanya. Namun apabila guru tidak memberi perhatian terhadap anak-anaknya, maka anak akan merasa terabaikan.
·         Kritik yang berlebihan. Saat seorang anak terus menerus diingatkan bahwa dia nakal, itu akan membuatnya menjadi depresi dan hilang kepercayaan diri. Terkadang ada saja anak yang mendapatkan kritik yang tidak enak dari gurunya, mengatakan bahwa si anak sangat malas atau bodoh. Dan hal ini dapat menurunkan rasa percaya diri anak ketika kedepannya, membuat anak benar-benar malas belajar dan tidak peduli dengan tugas yang diberikan gurunya.
·         Pengalaman negatif. Kurangnya rasa percaya diri terkadang disebabkan oleh pengalaman yang negatif. Semua anak memiliki pengalaman negative atau pengalaman buruk yang berbeda-beda, contohnya: anak memiliki pengalaman buruk saat disekolahnya selalu mendapatkan nilai jelek di satu matapelajaran, dan tidak yakin apabila kedepannya ia akan mendapatkan nilai yang lebih baik dari sebelumnya. Karena anak ini sudah mensugestikan dirinya tidak mampu dalam matapelajaran tersebut.


2.3  Cara Meningkatkan kepercayaan Diri Anak
Banyak orang tua yang baru menyadari betapa kurangnya percaya diri anak ketika balita mulai memasuki dunia social kecilnya, yaitu prasekolah. Sebelum masa itu datang, rasa ragu dan malu yang melanda anak saat berinteraksi dengan orang luar masih belum dipandang sebagai masalah dan cenderung dimaklumi. Sebetulnya sejak dini anda sebagai orang tua sudah bias mulai melatih balita agar tidak hanya menjadi jagoan kandang saja, sehingga hal ini tidak menjadi kebiasaan sampai ia dewasa.
Beberapa hal yang bias dijalanin untuk meningkatkan kepercayaan diri.
·         Berkonsentrasi pada kekuatan bukan kelemahan.
Keyakinan berasal dari dalam. Anda harus mengajak anak untuk berkonsentrasi pada hal-hal positif tentang dirinya, memberikan penghargaan sendiri untuk setiap hal positif yang ditulisnya tadi. Meyakinkan dirinya kepada diri sednri bahwa ia mampu melakukan segalanya.
·         Mencoba hal baru.
Pengalaman baru dapat memberikan keyakinan dengan membantunya tumbuh senbagai orang. Pendekatan pengalaman baru sebagai kesempatan untuk belajar, bukan kesempatan untuk menang ataupun kalah. Melakukan hal tersebut akan membawanya peluang baru dan dapat meningkatkan rasa penerimaan diri.
·         Menggunakan citra positif
Terutama adalah latihan mental, visualisasi sendiri sebagai orang yang percaya diri adalah satu cara untuk membuat yakin mentalitas. Citra positif adalah cara lain untuk membangun kepercayaan diri, dan jangan memberi ruang untuk berkembangnya pikiran negative.
·         Meningkatkan skill percakapan
Meningkatkan kemampuan bicara dapat membantu agar merasa lebih nyaman dan percaya diri dalam situasi social yang lebih besar akan mengakibatkan keyakinan secara keseluruhan. Seringlah bertanya kepada guru tentang materi atau rumus yang belum difahami ketika berada didalam kelas.
·         Jadilah diri sendiri
Mempercayai diri bahwa anda bias dan mampu, tidak mendengarkan apa yang orang lain katakana tentang anda.
2.4  Hubungan Kepercayaan Diri dengan Prestasi Belajar Anak
          The relationship between general self-confidence and academic achievement has been documented in literature. It is a controversial relationship and different studie showed conflicting result A significant number of studies reported the positive correlation of self-confidence with grades in language course.[3]
Franken (dalam Huitt, 2009) juga menyatakan bahwa terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa konsep diri merupakan dasar semua perilaku yang bermotivasi. Konsep diri yang memberikan peningkatan diri menuju ideal, dan diri ideal yang menciptakan motivasi dalam perilaku.
          Motivasi berpresstasi merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat bekerja seseorang, yang mendorong seseorang untuk mengembangkan kreativitas dan menggerakkan semua kemampuan serta energy yang dimilikinya demi mencapai prestasikerja yang maksimal.
          Motivasi seseorang untuk berprestasi dipengaruhi oleh banyak hal, salah satunya adalah peranan konsep diri atau percaya diri. Sehingga disimpulkan bahwa hubungan positif antara keduanya adalah, semakin positif kepercayaan diri akademik anak, maka semakin tinggi motivasi berprestasi yang dimiliki anak, dan sebaliknya, semakin negative kepercayaan diri akademik, semakin rendah pula motivasi berprestasi yang dimiliki anak.
                       


BAB III
3.1  Kesimpulan
Dari yang kita lihat sebelumnya maka disimpulkan bahwa harusnya dilakukan pendekatan kepada anak terlebih dahulu, dari pendekatan akan muncul rasa percaya diri dari anak, lalu diikuti oleh cara-cara peningkatan percaya diri selanjutnya. Dan janganlah sekali-kali membuat anak merasa terabaikan atau memberinya perkataan yang negative yang akan membuat percaya dirinya turun kembali.
3.2  Saran
Bagi Guru
·         Guru diharapkan dapat melaksanakan peranan sebagai fasilitator pembelajaran yang baik, denngan cara mendoro dan memotivasi siswa agar siswa berani menjawab pertanyaan atau mengemukakan pendapatnya.
·         Guru diharapkan mampu membangun suasana kelas yang aktif dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpendapat, bertanya, menjawab maupun menyanggah.
Bagi Siswa
·         Siswa diharapkan mempunyai keberanian yang lebih, dalam mengemukakan pendapatnya.
·         Siswa sebaiknya dapat menumbuhkan motivasi dalam dirinya untuk percaya diri dalam menghadapi permasalahannya.



Daftar Pustaka














Lampiran



[1] Adywibowo, Inge Pudjiastuti. Jurnal Pendidikan Penabur, Memperkuat Kepercayaan Diri Anak melalui Percakapan Referensial. 40:49. Jakarta, Desember 2009. 13 halaman.
[2] Purnamaningsih, Esti Hayu dkk. Jurnal Psikologi, Kepercayaan Diri dan Kecemasan Komunikasi Interpersonal pada mahasiswa. 68:71. Yogyakarta, 2003. 5 halaman.
[3] Al-Hebaish, Safa Mohammad. The Correlation between General Self-Confidence and Academic Achievement in the Oral Presentation Course.61:65. Saudi Arabia, Januari 2012. 6 halaman.tyf3

No comments:

Post a Comment