Kearifan Lokal Seren Taun
Kearifan
lokal dalam bahasa asing sering dikonsepsikan sebagai kebijakan setempat (lokal wisdom), pengetahuan setempat (local
knowledge) atau kecerdasan setempat (local genious).
Kearifan lokal juga dapat dimaknai sebuah pemikiran tentang hidup. Pemikiran tersebut dilandasi nalar jernih, budi baik, dan memuat hal-hal positif. Kearifan lokal dapat diterjemahkan sebagai karya akal budi,
perasaan mendalam, tabiat, bentuk perangai, dan anjuran
untuk kemuliaan manusia. Penguasaan atas kearifan lokal akan mengusung jiwa mereka semakin berbudi luhur.
Haryati Soebadio berpendapat bahwa kearifan lokal adalah suatu
identitas/kepribadian budaya bangsa yang menyebabkan bangsa tersebut mampu
menyerap dan mengolah kebudayaan asing sesuai watak dan kemampuan sendir.
Definisi kearifan
lokal tersebut, paling tidak menyiratkan beberapa konsep, yaitu:
- Kearifan lokal
adalah sebuah pengalaman panjang, yang diendapkan sebagai petunjuk
perilaku seseorang;
- Kearifan lokal
tidak lepas dari lingkungan pemiliknya;
- Kearifan lokal itu
bersifat dinamis, lentur, terbuka, dan senantiasa menyesuaikan dengan
zamannya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
kearifan lokal pada daerah Banten adalah sesuatu yang berkaitan khusus
dengan budaya Banten dan mencerminkan cara hidup masyarakatnya, serta memiliki
nilai-nilai tradisi atau ciri lokalitas yang mempunyai daya-guna untuk
mewujudkan harapan atau nilai-nilai kemapanan yang juga secara universal yang
didamba-damba oleh manusia yaitu kebahagiaan dan kesejahteraan hidup.
Lebak (Antara News)
Gubernur Banten Rano
Karno mengajak masyarakat untuk menjaga tradisi adat seren taun di lingkungan
masyrakat adat Cisungsang Kabupten Kabupaten Lebak, karena merupakan kearifan
lokal dalam membangun silaturahmi dan juga ketahanan pangan.
"Kearifan lokal
yang seperti ini perlu dijaga dan dilestarikan, sehingga masyarakat yang
memegang teguh kearifan lokal memiliki ketahanan pangan yang baik serta terus
membangun kekeluargaan yang kuat,"kata Rano Karno saat menghadiri
perayaan Seren Taun Cisungsang, di Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Minggu
(6/9).
Hadir dalam kesempatan
tersebut sejumlah kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di Provinsi
Banten, Sekda Banten Ranta Soeharta, Ketua Dewan Pereakilan Rakyat Daerah
Provinsi Banten Asep Rahmatullah dan Wakil Bupati Lebak Ade Sumardi. Gubernur
Banten Rano Karno bersama rombongan disambut oleh kesenian lesung yang
dimainkan oleh sejumlah perempuan diiringi dengan alunan musik
tradisional.
Dalam sambutannya, Gubernur
Banten Rano Karno mengatakan, bahwa Seren Taun merupakan kearifan lokal yang
mampu menciptakan ketahanan pangan. Tidak hanya itu, melalui kegiatan ini mampu
mempererat tali silaturahmi. Gubernur juga mengajak masyarakat sekitar untuk
terus melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Apalagi Banten
memiliki potensi yang banyak dilirik oleh para investor asing, sehingga
masyarakat Banten harus mampu bersaing dengan tenaga asing.
"Makanya saya
menciptakan sinetron Si Doel Anak Sekolahan, karena saya menilai sekolah itu
sangat penting. Apalagi era masyarakat ekonomian asean akan dimulai tahun 2016
mendatang,"kata Rano Karno.
Sementara Tokoh
Masyarakat Adat Cisungsang Abah Usep mengatakan, Seren Taunan ini adalah
kegiatan rutin tahunan yang merupakan betuk syukuran atas hasil panen padi yang
sudah diwariskan sejak 700 tahun yang lalu.
"Tema tahun ini
adalah mengajak masyarakat untuk kembali mengingat adat istiadat. Kegiatan ini
merupakan bukti kemakmuran masyarakat Banten Selatan, atas hasil bumi,"
kata Abah Usep.
Menurut Abah Usep, di
Desa Cisungsang memiliki lima perayaan. Namun, yang bisa diekspos untuk umum
hanya perayaan Seren Taunan. Jumlah pengunjung kegiatan tersebut setiap
tahunnya terus meningkat. Pihaknya berharap pemerintah daerah mampu memberikan
kemajuan pembangunan yang lebih baik, sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan
bagi masyarakat.
Kepala Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Provinsi Banten Ali Fadilah mengatakan, kegiatan seren taun
merupakan wujdu syukur masyarakat adat Cisungsang terhadap hasil bumi yang
terus melimpah di desa tersebut. Masyarakat Cisungsang sudah terbiasa
mengapresiasi hasil panen dengan tradisi adat tersebut serta adanya dukungan
dari tokoh masyarakat yakni Abah Usep.
"Kami ingin Desa
Cisungsang ini menjadi salah satu destinasi kebudayaan kearifan lokal
Banten,"kata Ali Fadillah.
No comments:
Post a Comment